Ilustrasi Receptionsit Hotel (photo:pixabay.com) |
Pembangunan usaha akomodasi hotel adalah jenis usaha hospitality yang selalu beriringan dengan pengembangan obyek destinasi wisata. Di mana ada obyek destinasi atau daerah yang dianggap memiliki peluang wisata,di situ usaha perhotelan akan tumbuh. Hotel merupakah usaha akomodasi dari tiga belas jenis usaha pariwisata yang tertera dalam UU No 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan.
Meskipun membangun hotel memerlukan nilai investasi besar dan tingkat pengembalian investasi cukup lama (payback period) namun masih menjadi bisnis yang menggiurkan bagi para investor karena tingkat profitabilitas yang menjanjikan,terutama dari room profitability.
Namun demikian ,sebelum membangun suatu hotel,hendaklah para pemilik bisnis memahami dasar-dasar sistem operasional dan pengelolaan industri ini. Hotel berbeda dengan industri lainnya,yang fokus dalam kepuasan dan pengalaman pelanggan.Sistem keuangan, pelayanan,alur operasional dan manajemen sumber daya manusia memerlukan lebih dari sentuhan manajemen seperti pada jasa umumnya.
Untuk itu perlu dipahami terlebih dahulu bagaimana menentukan konsep hotel berdasarkan fokus,pelangggan dan strategy pelayanan. Hal ini penting agar produk dan layanan yang diberikan sesuai dengan market tersebut (product market fit). Berikut adalah 3 jenis hotel berdasarkan pelanggan,fokus dan strategy pelayanan.
1. Budget Hotel
Istilah budjet hotel makin dikenal sejak satu dekade terakhir ini, dipersepsikan sebagai hotel dengan harga murah. Tujuan awalnya adalah untuk menyasar pelanggan pada level menengah ke bawah.Fokus operasional adalah pada kebersihan dan tetap mengutamakan pelayanan prima.Beberapa ciri dari konsep budjet hotel ini yaitu low cost market, efisiensi biaya operasional,fast serviceteknologi yang update dan canggih,sdm yang multitasking,dan smart sistem.
3. Full Service Hotel
Di Indonesia era hotel jenis ini mendominasi industri hospitality sejak dekade tahun 70'an hingga 90'an. Umumnya jenis hotel ini masuk dalam kategori hotel berbintang, yang marketnya didominasi middle-up range.Adapun yang menjadi fokus manajemen jenis hotel ini adalah terletak pada leadership dan creativity. Menekankan kualitas kepemimpinan pada level managerial yang sarat kreatifitas bagi pengembangan kualitas produk dan layanan. Ciri-ciri hotel jenis full service ini terletak pada mass and middle market , performa yang memiliki karakater berbeda,efektifitas teamwork,pelayanan prima dan menciptkan kreatifitas-kreatifitas program yang out of the box namun tetap dalam koridor kaidah hospitality.
3. Upscale Hotel (Luxury Hotel)
Luxury hotel membangun positioning dengan menonjolkan ciri-ciri berupa layanan dan produk yang lebih specific, menciptakan nilai lebih,dari sekedar produk dan layanan (creating value), sangat detil pada alur operasional,sistem, dan layanan dan nyaris ingin menghasilkan zero complain,pelayanan extra prima (advance excellent service) dan tentunya menyajikan tingkat kenyamanan bagi para tamu lebih dari umumnya di hotel . Tipe luxury hotel selalu berfokus pada guest experince & customer intimacy.Bagaimana membangun kedekatan dengan pelanggan sehingga selalu meninggalkan jejak pengalaman yang tidak terlupan di benak pelanggan.
Nah ,jika anda seorang bisnis owner yang tertarik membangun hotel atau hendak scale up bisnis hotel yang telah ada,pastikan memahami arah dan tujuan konsep bisnis yang hendak dikembangkan. Berkonsultasilah dengan para ahli dan konsultan yang terbukti bepengalaman dalam bidangnya agar bisnis anda lebih terarah-jangan alergi. Ingat,bahwa investasi tidak sekedar soal seberapa modal uang yang dimiliki namun ilmu dan keterampilan dalam memahami bisnis itu juga adalah asset utama.