Babancong,Ikon Kota Garut (photo:Istimewa)
KLIKDESTINASI-Jika anda berkunjung ke alun-alun kota Garut, anda kan menemukan sebuah bangunan unik hexagonal di sebelah selatan, itulah babancong.
Babancong merupakan bangunan bercat putih,tinggi dua meter dengan 8 tiang penyangga setinggi 7 meter sampai atap dan berbentuk payung geulis.
Bangunan seluas 15 meter persegi ini berdiri sekitar tahun 1813 pada masa Bupati pertama Kabupaten Garut RAA Adiwijaya (dahulu bernama Kabupaten Limbangan). Berada di sisi selatan alun-alun Garut yang diapit oleh mesjid agung,pendopo dan lapas.
Konsep tradisi pembangunan tata kota tempo dulu selalu mengacu kepada pola macapat,yaitu konsep tradisi bermukim di Jawa yang sudah tua. Macapat adalah sebuah konsep tata kota di mana desa induk dikelilingi oleh empat desa lainnya dari empat penjuru mata angin.
Itulah sebabnya di beberap wilayah Jawa Barat, keberadaan pendopo,mesjid agung,rumah tahanan dan dan alun-alun selalu berada dalam blok yang sama dalam empat penjuru mata angin.
Secara etimologi Babancong merupakan bahasa Sunda,yaitu bangunan yang ditinggikan, setara dengan istilah babancik pada rumah. Maknanya babancong berkembang menjadi suatu bangunan yang ditinggikan di tepi alun-alun (panggung) sebagai tempat para pembesar (gegeden atau inohong) menerima orang-orang atau tamu yang menghadap.
Selain itu pada masa nya dulu, babancong berfungsi sebagai tempat para bupati dan pejabat pemerintah menyampaikan pidato di depan publik dan tempat menyaksikan berbagai pergelaran atrasi seni dan budaya para inohong Garut.
Menurut catatan beberapa sejarawan pada masa bupati RAA Wiratanudatar (1870-1915) konon sering diadakan pertunjukan adu harimau dan kerbau, di alun-alun yang disaksikan para pembesar dari babacong ini.
Penonton menyaksikan tanpa alat pengaman,namun dilengkapi dengan tombak untuk mengantisipasi bahaya dari harimau tersebut yang di lepaskan dari kandang di bawah babancong.
Babancong juga menjadi saksi sejarah ketika Presiden Sukarno berpidato di atas podium babancong ini di hadapan ribuan masayarakat Garut sekitar tahun 1960.
Presiden Sukarno sangat terkesan dengan kebersihan,keasrian kota Garut sehingga kemilaunya bagaikan intan,menurutnya. Maka sejak saat itu kota Garut mendapatkan julukan kota Intan dari Presiden Sukarno.
Kini seiring dengan tampilnya wajah baru alun-alun Garut,babancong Garut kembali menjadi ikon yang tidak lepas dari keberadaan sejarah panjang kabupaten Garut
Pembenahan dan revitalisasi dan perawatan harus terus ditingkatkan sebagai sebuah bangunan heritage bernilai historis dan berdaya tarik wisata (*)