Seorang tour guide sedang memberikan penjelasan (photo:dokuemntasi |
KLIKDESTINASI.COM-Kegiatan pariwisata tidak tidak dapat dipisahkan dari kegiatan tour and travel baik itu city tour,inbound tour atau outbound tour.
Ada tiga aspek yang selalu hadir dalam kegiatan berwisata yaitu terciptanya kepuasan, pengalaman dan tercapainya tujuan berwisata.
Untuk memenuhi ketiga aspek tersebut diperlukan sebuah kompetensi teknis dan manajerial seorang pelaku usaha wisata dalam memberikan pelayanan optimal bagi para wisatawan baik lokal maupun mancanegara.
Salah satu point penting yang diperhatikan dalam menciptakan pemenuhan tujuan berwisata bagi para wisatawan ,terutama wisatawan mancanegara adalah ketersedian informasi yang jelas mengenai obyek destinasi wisata yang dikunjungi.
Untuk itu diperlukan kehadiran seorang pramuwisata (tour guide) yang kompeten dalam menjalankan profesinya sebagai pendamping wisatawan. Kehadiran seorang pramuwisata di beberapa destinasi wisata di Indonesia yang bertaraf internasional menjadi sangat penting.
Hal ini karena permintaan segmentasi market wisatawan dari mancanegara masih cukup tinggi, sebut saja seperti destinasi sekitar Yogyakarta, Bali, Lombok,Labuan Bajo,Raja Ampat,Bunaken, Danau Toba dan obyek destinasi lainnya.
Akan tetapi para wisatawan asing tidak hanya datang untuk menikmati alam Indonesia dan sekedar jalan-jalan. Lebih dari itu mereka memerlukan informasi yang detil mengenai obyek wisata yang dikunjungi terutama dari sisi sejarah,adat dan budaya serta kearifan lokal lainnya di daerah tersebut. Maka peran tour guide yang benar-benar kompeten dan memahami aspek hospitality menjadi sangat penting.
Untuk menggali informasi yang detil tentang seluk-beluk dunia pramuwisata dan tips menjadi seorang pramuwisata yang sukses dan dipercaya tour operator, baru-baru tim JWG berkesempatan mewawancarai seorang senior tour guide di Garut yang juga ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia Garut,Iwan Rukmana.
Menurut Iwan, menjadi seorang profesional tour guide terutama untuk tamu-tamu mancanegara tidak cukup bermodal kemampuan bahasa saja.
"Kemampuan bahasa asing memang itu wajib bagi tour guide wisatawan asing,namun itu hanya salah satu aspek penunjang keberhasilan saja," terang Iwan memulai pembicaraan. Yang lebih penting adalah aspek psikologis dan kredibilitas tour guide itu sendiri,' terang Iwan.
"Setidaknya ada 7 point penting yang harus dikuasai untuk menjadi seorang profesional pramuwisata ," ucap Iwan. Point-point ini yang nantinya menjadi ulasan umpan balik dari tamu rombongan yang dibawa oleh tour guide tersebut.
Selanjutnya pria asal Garut yang fasih menguasai Bahasa Belanda dan Inggris ini menjelaskan satu persatu point-point tersebut.
1. Organizational Skill
Menurut Iwan, seorang pramuwisata harus memiliki kemampuan mengorganisasi group tour yang dibawanya. Jika guide tersebut bekerja secara independen, dia juga bertindak sekaligus sebagai tour opeator. Maka persiapannya bertambah,seperti menyiapkan itenerary ,hubungan dengan penyelanggaran akomodasi,restaurant dan pihak lainnya.
Jika tour guide itu berafiliasi kepada tour opeator yang mengirimkan rombongan wisatawan maka fungsi koordinasi dengan tur operator menjadi kunci.
Pada prinsipnya menjadi pramuwisata adalah keterampilan mengorganisasikan orang-orang dalam kelompok tur tersebut yang secara individu memiliki karakter dan keinginan berbeda.
2. Social Interaction
Adalah kemampuan berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain,dalam hal ini rombongan tur di mana dengan tidak mengesampingan aturan dan hukum sosial yang berada dalam lingkungan tersebut. Dalam hal komunikasi,bukan saja verabal maupun non verbal.
Seorang pramuwisata harus mempunyai sense of humor demi mencairkan suasana rombongan. Joke-joke ringan terkadang diperlukan sebagi bentuk ice breaking. Satu hal yang wajib dihindari dalam interaksi sosial dengan rombongan tur adalah tidak boleh menyinggung hal yang berbau SARA. Kecuali dalm konteks menjelaskan ada istiadat,budaya dan kearifan lokan daerah wisata yang dituju.
Iwan dan Rombongan Turis Asing menuju Gili Trawangan (Photo:istimewa) |
3.Ability to provide practical Information
Seorang pramuwisata profesional harus memiliki kemampuan komunikasi dalam menyampiakan informasi global tentang sejarah, adat istiadat,seni,budaya dan kerifan lokal lainnya di destinasi wisata. Artinya seorang pemandu wisata yang profesional harus memliki wawasan luas seputar pemahaman global berdasarakn data-data yang valid dan dipertanggungjawabkan,sehingga wisatawan yang bertanya akan mendapatkan informasi yang luas mengenai daerah wisata yang dikunjunginya.
4. Service Delivered
Pelayanan yang diberikan omenyangkut seluruh kemampuan yang menyangkut product knowledge,keterampilan teknis dan sikap pramuwisata dalam menjalankan profesinya baik sebelum kegiatan,pada saat kegiatan dan setelah selesai dilakukan.
5.Stress Resistance
Itenerary yang padat,rundown,durasi dan hal-hal yang berhubungan dengan waktu kunjungan dapat membuat tingkat stress seorang pramuwisata meningkat. Maka kemampuan mengendalikan emosi,sikap fisik dan mental selama mendampingi rombongan wisatawan menjadi point yang harus dikuasai oleh seorang prosesional tour guide.
6.Profesionalism
Seseorang dikatakan profesional apabila memang memiliki keahlian khusus yang diperlukan dalam menjalankan tugasnya dan memenuhi kualifikasi profesi yang dijalankan
Seorang pramuwisata profesional dapat menempatkan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama menjalnkan profesinya.
7. Clarity/Command of English
Kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris dengan jelas menjadi kunci penting dalalm menyampaikan berbagai sumber informasi kepada turis. Bahasa Inggris menjadi bahasa yang umum digunakan dalam berbagai komunikasi lintas budaya antar negara.
Namun demikian,seorang pramuwisata yang memiliki kemampuan bahasa assing lain selain bahasa Inggris menjadi pint plus bagi pramuwisata tersebut. Sehingga keberadaannya akan dibutuhkan dan akan terus dipercaya oleh tour operastor.
Sosok Iwan Rukmana atau Kang Iwan ini adalah contohnya. Dengan kamampuan bahasa Belanda yang dikuasainya, Iwan selalu mendapatkan tugas untuk mendampingi grup tur dari negara Kincir Angin tersebut. Berbagai paket wisata city tour, outbound hingga overland telah dijalani dengan penuh dedikasi dan profesional.
Memperkenalkan produk kearifan lokal "caping" kepada turist asing (photo: Istimewa) |
Lebih lanjut Iwan menjelaskan,jika umpan balik dari para wisatawan yang pernah didampinginya selama beriwisata di Indonesia menjadi cambuk untuk lebih memperbaiki kualitas diri sebagai seorang pramuwisata profesional.
Di akhir pertemuan ,Iwan berharap kepada pemerintah khususny pemerintah daerah Kab Garut melalui Dinas terkait agar profesi nya mendapat perhatian lebih dari pemrintah agar dapat membmbing rekan-rekan pemamdu lokal dalam melayani tamu lokal maupun mancanegara agar sesuai SOP kepemanduan.
Selain itu Iwan sangat berharap agar dibuatkan peraturan dan regulasi mengenai proefsi kepemanduan akibat munculnya guide-guide yang abal-abal yang dapat merusak citra pariwisata. (*)