Ingin Sukses Menjadi Food Vlogger? Ikuti 5 Tips Ini

klikdestinasi.com
0
Food Vlogger in Action
Food Shooting (photo:pexels.com)


KLIKDESTINASI.COM
-Perkembangan industri kreatif  pada kanal media sosial dalam kurun satu dekade ini semakin bergeliat  Selain sebagai ajang menuangkan ide, hobi  dan kreatifitas, ternyata aktifitas ini menjadi hobi yang menguntungkan.  Salah satu  pembuatan konten kreatif yang makin terus diminati adalah menjadi seorang reviewer produk kuliner, baik di cafe, restoran bahkan hotel . 

Permasalahan mulai timbul ketika para food vlogger ini dipertanyakan sisi kapasitasnya, latar belakang dan kompetensinya dalam mengulas produk kuliner tersebut. Lebih jauh lagi, adalah persolan subyektifitas dan obyektifitas apa yang menjadi ulasan tersebut.

Belajar dari perseturuan seorang konten kreator yang mengulas warung oseng Nyak Kopsah alias Bang Madun baru-baru ini oleh seorang food vlogger yang menimbulkan kontroversi karena dianggap bertolak belakang dengan hasil review sebelumnya, maka terlepas  mana yang obyektif dan mana yang tidak, hendaknya seseorang yang akan terjun menjadi konten kreator reviewer kuliner memahami beberapa hal penting berikut ini:

1. Lakukan Survey
Sebelum melakukan ulasan di suatu venue, baik cafe, restoran , hotel bahkan warung tenda sekalipun hendaknya terlebih dahulu melakukan survey pendahuluan. Tentu ketika akan melakukan survey ini jangan berfikir mendapat bayaran, tapi benar-benar  melihat fakta lapangan tentang obyek yang akan di ulas kemudaian. Jangan menyebut jati diri anda siapa, tapi lakukan secara tertutup dan berperan sebagai pelanggan umumnya. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan data awal mengenai spot yang akan diulas. 


Pada umumnya, sebuah spot kuliner yang viral di masyarakat disebabkan karena tiga point kemungkinan. Pertama karena harga murah, kedua karena dinilai enak rasanya dan ketiga karena venue tersebut termasuk spot baru yang menggugah rasa penasaran pelanggan. Jika sebuah venue itu selama 3 bulan ke depan berkelanjutan konstan bahkan makin ramai, artinya bisnis kuliner tersebut dianggap memiliki positioning  yang kuat dan fit dengan pasar. Maka ini dapat menjadi sasaran untuk membuat review. 

2. Meminta Izin Pemilik
Hal penting sebelum melakukan konten ulasan, apabila tidak diendorse seorang food vlogger hendaknya meminta izin terlebih dahulu kepada pemilik bisnis. Ini merupakan etika dasar yang wajib dilakukan ketika akan mengulas sebuah tempat kuliner, mengambil gambar dan video di area tersebut.  Pada tahap ini konten kreator dapat mengungkapkan maksud dan tujuannya dan menyebut jati dirinya. Apabila  diizinkan oleh pemilik, maka review dapat dilakukan, namun jika tidak jangan sekali-kali melakukannya sekalipun hanya untuk tujuan memenuhi konten sosial media anda. 

3. Menjaga Obyektifitas
Obyektifitas seorang food vlogger dalam mengulas obyek kuliner menjadi faktor penting. Dalam kacamata konten kreator hal-hal subyektif hendaknya dikesampingkan dari tujuan-tujuan bisnis ke depan. Buang jauh-jauh  penilaian "like" dan "dislike" dari paradigma berfikir food vlogger terhadap venue yang sedang diulas. Bersifat netral dan obyektif tentang hasil ulasan  menjadi modal utama integritas seorang food vlogger. Kejujuran dalam mengulas produk kuliner yang disajikan juga suasana tempat hal utama yang  tetap harus dijaga.

Pada posisi anda sebagai food vlogger independen, hal ini mungkin masih dapat dijaga karena tidak ada keterikatan bisnis, namun lain halnya jika  anda yang diminta untuk mengulas produk kuliner tertentu oleh pemilik bisnis dengan permintaan-permintaan yang sebenarnya tidak sesuai fakta? Hal ini yang harus dipikirkan secara matang. Integritas anda sebagai food vlogger dipertaruhkan.

4. Perkaya Ilmu Pengetahuan Bidang F&B
Menjadi seorang  food vlogger bukan semata mata memiliki kemampuan cuap-cuap, membuat story telling, speaking, video editing dan teknis lainnya. Yang sangat penting adalah aspek kognitif dalam bidang ilmu yang sesuai dengan obyek yang diulas. 

Baru-baru ini seorang Chef ternama Indonesia, menyoroti banyak food vlogger yang dianggap " sok tau" Food vlogger dianggap telah 'mengacak-ngacak" pekerjaan seorang Chef yang memang  tidaklah mudah menjadi seorang chef.

Karena itu perlu diperhatikan, seorang food vlogger hendaknya membekali diri dengan ilmu-ilmu dasar gastronomi. Hal dasar yang difahami dalam mengulas suatu produk kuliner yaitu memahami tentang menu planning dan indikator suatu menu dari sisi taste,tekstur, color, flavour dan food presentation  termasuk soal portioning. Setidaknya anda juga mengetahui dasar-dasar  metode memasak dan culinary art.

 Salah-salah anda tidak memahami ilmu dasarnya kemudian memberikan opini, maka jika itu benar dapat memperkaya khasalan pengetahuan masyarakarat, namun sebaliknya jika opini yang dikemukakan salah  dari sisi kelimuan, maka anda bertanggung jawab secara moral. Maka teruslah belajar dan memperkaya keilmuan secara benar mengenai bidang yang sedang digeluti.


5.  Tidak Memiliki Riwayat Alergi Makanan

Hak penting menjadi food vlogger adalah anda harus-benar memiliki minat tinggi dalam hal mengkonsumsi berbgai jenis makanan juga minuman. Karena itu memastikan kesehatan tubuh dari berbagai tantangan makanan yang dapat menimbulkan alergi  sangat penting. 

Ketika anda memfokuskan menjadi seorang food vlogger, anda akan dihadapkan  pada berbagai jenis makanan yang siap masuk ke dalam perut anda, karena itu kondisi kesehatan lambung yang prima dan terhindar dari efek alergi makana sangat penting. 

Periksakan kepada dokter apabila memiliki kemungkinan riwayat alergi makanan, sehingga anda dapat memilah-milah jenis makanan apa yang akan disantap apabila anda tetap berkomitment menjadi food vlogger.

Demikina


Tags

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)