Mengoptimalkan Capaian Pembelajaran:Sintesis Dosen Akademisi dan Praktisi dalam Pendidikan Tinggi Pariwisata

klikdestinasi.com
1

 

Kelulusan Mahasiswa
Mahasiswa merayakan kelulusan (sumber:pexels.com)

KLIKDESTINASI.COM-Industri pariwisata merupakan salah satu sektor yang terus berkembang dengan tuntutan kompetensi yang semakin tinggi. Untuk memenuhi kebutuhan industri ini  diperlukan sumberdaya manusia unggul pariwisata salah satunya melalui proses pembelajaran di perguruan tinggi.


Pendekatan kurikulum berbasis  kompetensi bidang pariwisata pada dasarnya merupakan media capaian pembelajaran mata kuliah dan  perangkat pendorong capaian lulusan. Lulusan yang banyak terserap industri pada akhirnya menjadi indicator capaian Indeks Kinerja Utama (IKU) institusi pendidikan tersebut.


Pengembangan kurikulum pendidikan tinggi harus senantiasa mengakomodasi kebutuhan industri yang terus berkembang. Kolaborasi antara dosen akademisi dan praktisi menjadi penting untuk menciptakan lulusan yang memiliki kompetensi sesuai dengan tuntutan pasar kerja.


Artikel ini tidak dimaksudkan untuk membangun paradigma polarisasi kedua model pengajar berdasarkan latar belakang kompetensinya namun dimaksudkan untuk  membangun kembali kekuatan sinergitas dan kolaborasi demi mendorong capaian pembelajaran dan  capaian lulusan dalam pendidikan tinggi pariwisata .


Dosen akademisi memiliki keahlian dalam menyampaikan teori-teori dan konsep-konsep akademis yang penting untuk membangun landasan pengetahuan mahasiswa. Di sisi lain, dosen berlatar belakang praktisi membawa pengalaman langsung dari industri pariwisata ke dalam lingkungan akademis. Dengan kolaborasi yang baik, mahasiswa dapat mendapatkan pengalaman belajar menyeluruh dan relevan dengan dunia kerja.


Dalam konteks kebutuhan industri pariwisata, pendekatan kurikulum  yang relevan adalah pendekatan kurikulum berbasis kompetensi. Teori-teori kurikulum yang menekankan integrasi antara teori dan praktik, serta penerapan langsung dalam konteks, seperti konsep "work-integrated learning" atau pembelajaran basis proyek, dapat menjadi landasan bagi pengembangan kurikulum yang sejalan dengan kebutuhan industri.


Dalam paradigma pendidikan, pertemuan antara dosen berbasis praktisi dan dosen akademisi sering kali menghadapi tantangan dalam memahami dan mengejar capaian pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan industri.


Dosen praktisi memiliki kecenderungan untuk fokus implementasi praktis, sementara dosen akademisi cenderung mendalami teori pendidikan. Namun, penting memahami titik temu antara kedua paradigma ini agar pendidikan dapat lebih efektif mempersiapkan mahasiswa untuk memenuhi kebutuhan industri.


Menurut teori pendidikan konstruktivis, pendekatan pembelajaran yang melibatkan konstruksi pengetahuan oleh siswa secara aktif dapat menjadi titik temu antara paradigma dosen praktisi dosen akademisi.


Dalam kasus pemilihan ploting mata kuliah misalnya, idealnya, mata kuliah keterampilan khusus sebaiknya diajarkan oleh dosen praktisi yang memiliki pengalaman langsung dan keahlian dalam bidang tersebut dan relevan dengan kebutuhan industry misalnya mata kuliah  Revenue Manajemen ,Manajemen Keuangan Pariwisata, Statitistik Hotel dan lain-lain.Pemahaman komprehensif bagi mahasiswa pada MKK penting daripada sekedar landasan teori saja, dan ini tidak didapat diperkaya kecuali berdasarkan studi kasus yang pernah dipahami dan dialami oleh pengajar berlatar belakang praktisi.


Sebagai contoh pada Mata Kuliah  Revenue Management, bahwa istilah tersebut bukan difahami  secara tekstual sebagai bentuk pengelolaan pendapatan secara umum seperti teori manajemen keuangan umumnya, namun istilah Revenue Management memiliki pemahaman dan model implementasi tersendiri dalam industry perhotelan. Karena itu memerlukan  indicator khusus untuk memahaminya berdasarkan studi kasus pada industri hospitality.


Dosen praktisi cenderung dapat memberikan wawasan praktis yang aktual, studi kasus dunia nyata, dan menunjukkan aplikasi teori dalam situasi kerja yang sebenarnya. Mereka juga dapat membagikan pengalaman pribadi, tips, dan tren terbaru dalam industri.


Namun demikian, keterlibatan dosen akademisi dalam memberikan pemahaman teori dan kerangka kerja konseptual perlu juga diperhatikan. Kolaborasi antara dosen akademisi dan dosen praktisi dalam mengajar mata kuliah keterampilan khusus dapat memberikan kombinasi yang sempurna antara teori dan praktik, sehingga mahasiswa akan memperoleh manfaat dari kedua perspektif tersebut.


Memahami titik temu antara paradigma capaian pembelajaran dosen akademisi dan dosen berlatar belakang praktisi merupakan langkah penting dalam mengatasi hidden gap dalam pendidikan pariwisata atau vokasi pariwisata. Integrasi antara teori pendidikan dan kebutuhan industri menjadi kuncinya. Diperlukan kolaborasi aktif antara dosen praktisi dan dosen akademisi serta penyusunan kurikulum yang mengakomodasi kedua paradigma tersebut untuk menciptakan lulusan yang siap menghadapi kebutuhan industri secara komprehensif.


Para ahli kurikulum juga memiliki pandangan yang berharga dalam pembahasan ini. Mereka menekankan pentingnya pengembangan kurikulum yang mengintegrasikan kedua paradigma, yaitu praktisi dan akademisi, untuk memastikan bahwa lulusan memiliki keterampilan, pengetahuan, dan sikap yang sesuai dengan tuntutan industri saat ini.


Menurut Tyler (1949), kurikulum harus dirancang berdasarkan tujuan pendidikan yang jelas dan relevan dengan kebutuhan masyarakat. Dalam konteks ini, integrasi antara dosen praktisi dan dosen akademisi dalam merancang kurikulum menjadi kuncinya untuk menjamin bahwa capaian pembelajaran mahasiswa sesuai dengan harapan industri.


Sedangkan menurut Eisner (2002), kurikulum harus mengakomodasi beragam kebutuhan peserta didik serta refleksivitas terhadap perkembangan dan perubahan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut, integrasi antara pengalaman praktis dari dosen praktisi dan pengetahuan mendalam dari dosen akademisi dapat memberikan pandangan yang komprehensif dalam merancang kurikulum yang responsif terhadap kebutuhan industri.


Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Smith,P (2015) bahwa  sangat penting mengintegrasikan teori dan praktik dalam pendidikan untuk menjembatani kesenjangan antar pemahaman konseptual dan aplikasi praktis dalam pembelajaran.


Dalam keseluruhan pembahasan, para ahli kurikulum menekankan pentingnya kolaborasi antara dosen praktisi dan dosen akademisi serta pengembangan kurikulum yang mengintegrasikan kedua paradigma tersebut sebagai solusi untuk mengatasi hidden gap yang masih ada dalam pendidikan  pariwisata. 


Kerjasama yang erat antara lembaga pendidikan dan industri merupakan kunci keberhasilan dalam merancang kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan industri saat ini.Hal ini menekankan pentingnya integrasi antara pendidikan dan dunia industri untuk menyiapkan mahasiswa dengan pengetahuan dan keterampilan yang yng relevan dengan dunia industri (Brown L & Jones,M,2018)


Kolaborasi antara dosen akademisi dan dosen praktisi dalam pendidikan tinggi, khususnya dalam konteks industry pariwisata yang berkembang, merupakan aspek krusial menghasilkan capaian lulusan yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja. Dengan mengatasi paradigma gap dan integrasikan teori kurikulum yang relevan, Pendidikan  pariwisata dapat berperan aktif dalam mempersiapkan lulusaan yang kompeten dan adaptif dalam menghadapi dinamika industry pariwisata (*)

 


 
Tags

Posting Komentar

1Komentar

Posting Komentar